Annisa layak berbangga karena hasil usahanya telah membuahkan hasil. Kurang dari lima tahun, Butik Annisa yang omzetnya hanya Rp 1 jt per bulan kini melejit menjadi 70 jt per bulan. Belum lagi jumlah tenaga kerja yang bisa diserap oleh usahanya ini. Karyawan yang bekerja padanya telah bertambah dari yang sebelumnya hanya 2 orang menjadi 40 orang.
Bila saja Annisa adalah ibu-ibu biasa yang tak melek inleriw barangkali ceritanya akan lain. Mungkin harus bertahun-tahun lagi, kisah
sukses tentang dirinya dimuat di berbagai media. Mungkin juga ia
mengikuti lomba Wirausaha Muda Mandiri yang diselenggarakan Bank
Mandiri. Untunglah ia terlahir dalam cohort internet yang membuatnya melek internet. Tahu bahwa produksi busana muslimnya tak hanya dapat mengandalkan strategi word of mouth alias
pemasaran dari mulut ke mulut namun dapat menggunakan sarana internet
yang tangan-tangannya menggurita ke seluruh dunia. Lewat www.butikannisa.com ia berhasil melipatgandakan modal empat juta rupiah menjadi 33 juta rupiah dalam waktu hanya tiga bulan.
Tentu saja semua itu tak dapat diraih
dalam sekejap. Juga bukan karena faktor keberuntungan semata. Mengelola
ibu-ibu yang memiliki urusan rumah tangga sendiri-sendiri tentu saja
juga membutuhkan kesabaran dan sensitivitas tersendiri. Namun ia
berhasil mengatasi problem apa saja yang mungkin terjadi, lebih karena
ia sendiri seorang perempuan yang mengerti masalah perempuan lainnya.
Kendati menggunakan internet sebagai
sarana utama, bukan berarti Annisa tidak pernah memamerkan hasil
produksinya. Cara konvensional ini justru memang tidak pernah lekang
oleh zaman. Orang (terutama perempuan)
masih selalu ingin meraba, menyentuh, ataupun, mencium produk yang akan
dibeli. Oleh karena itu, Annisa juga masih selalu rajin berpameran.
Kiatnya adalah menjadikan pameran untuk lebih mendekatkan diri kepada
pelanggan secara nyata, menampung masukan-masukan dari talon konsumen,
bahkan juga menampung konsumen.
Untunglah, ia terlahir dalam
cohort internet yang membuatnya melek internet. Tahu bahwa produksi
busana muslimnya tak hanya dapat mengandalkan strategi word of mouth
alias pemasaran dari mulut ke mulut, namun dapat menggunakan sarana
internet yang tangan-tangannya menggurita ke seluruh dunia.
Lalu apakah Annisa sudah merasa puas
dengan hasil yang diperolehnya saat ini? Belum. Ia masih menyimpan
keinginan untuk m perbesar usahanya. Bisnis baginya adalah tempat untuk
beraktualisasi, serta menjadi sarana untuk mengaktualisasikan diri,
serta menjadi untuk sosialisasi dan memberikan manfaat bagi orang lain
serta untuk membantu perekonomian keluarga.
Ambisinya itu tidak lepas dari
keinginannya untuk membantu lebih banyak orang di sekitarnya. Ia ingin
membesarkan usaha hingga mampu memberikan kesempatan kerja yang lebih
luas lagi kepada tetangga sekitarnya baik itu penjahit, Sulam pita,
pembuat bahan alami, dan sebagainya. Dan hal ini tidak lepas dari apa
yang telah menjadi keyakinannya, perempuan bisa berdaya dan juga suka
bergaya.
K unci untuk berwirausaha adalah
“Action, action, dan action”, kita bisa belajar kalatt kita action dulu.
jangan takut dengan ketiadaan modal. Ketakutan-ketakutan itu harus
dieliminasi, yang penting adalah action dan pada prakteknya nanti kita
akan belajar seiring dengan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar